Hakim Diri - Antologi Ketika Subuh

Orang Mati.




Kemarin Malam aku lari,
lari tanpa pakai kaki,
aku junjung tubuh diri,
orangnya sudah mati,

Aku jalan tanpa kaki,
tapi aku punya hati,
yang lain sudah mati,
sudah tak punya hati lagi.

Orang-orang mengambang,
Otaknya kececeran,
Isinya Keliatan,
Orang-orang sudah tak punya pijakan.

Hakim Diri.




Bujuk rayu hawa tak berdaya,
Rajuk Dosa yang paling terdosa,
Aku telah merenggut kenikmatan dunia,
Lupa bumi, lupa segala.

Rahim sudah terisi siapa yang peduli,
Proses sudah terjadi Hasil tak ada yang peduli,
Maaf aku lebih memilih, tuk jadi hakim diri,
Maaf aku tak peduli, Hakimi saja diri sendiri.

Subuh, Aku bersimpuh peluh
Hakim diriku adalah engkau pencipta bumi,
Maaf meragukanmu,
Hakimi sekarang diri ini.

Sudahkah Engkau Menemukan Inang.

Hai tulang,
Sudahkah engkau menemukan Inang,
Tempat bagimu tunduk pada perintahnya,
Tempat teramanmu pada bumu yang tak lagi aman,

Hai Tulang,
Sudahkah ada bagimu satu inang,
Yang kau tinggali nanti untuk kau ambil sari,
Gelap yang akan membuatmu lebih terang.

Hai Tulang,
Dalam Rusukku kau akan tenang. !!!










Komentar

  1. good(y) visit my blog okey:))

    dinynurani.blogspot.com thankyouuu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[FLASH FICTION] Sunday Morning Call

[REVIEW FILM] MARINA

Movie Review - Damai Kami Sepanjang Hari (1985)