Cemara Tunggal : Sajak

Cemara Tunggal

 CEMARA TUNGGAL

Raungannya saja sudah terdengar dari kaki bukit,
Sangat kesepian, penuh penderitaan
Dalam Kesendirian, diangkuhnya raya pembawa mustika
Segala mustika, permata, bukan yang dia punya, dan bukan dia minta.


Engan rapuh, enggan luluh
berton-ton besi masih belum rubuh
seperti terjaga para makhluk subuh, sang penghuni surga yang tangguh

Cemara Tunggal, tertanam dalam perut bumi
Sudah tak mungkin dia pergi, 
Sekuat dia meraung, Seteduh dia memohon, Sekhusyuk berdoa, 
hanya bisu, hanya bisu

dan jika mampu seseorang merubah takdir
cemara tunggal menimpa hadir
segala puji baginya, dan segala kabul pintanya
kan kuberikan seluruh daya cemara tunggal untuknya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[FLASH FICTION] Sunday Morning Call

[REVIEW FILM] MARINA

PLASTIK BAND